MENEMUKAN KEMBALI PERAN AYAH YANG HILANG DALAM POLAPENGASUHAN ANAK
"Aku merasa fatherless karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang ayah. Memang, ia mencukupi semua kebutuhan lahir, tetapi tidak untuk kebutuhan batin. Ia ada, tapi seperti tiada…. "
Dunia sedang mengalami pandemi global tanpa ayah.
Anak-anak yang kesepian, kehilangan
arah,
dan rentan terhadap masalah kesehatan mental
ditengarai menjadi pemicu epidemi kesehatan masyarakat abad ke-21. Di sisi
lain, fenomena generasi
yang kesepian, mencari pelarian, dan terjerat kecanduan
sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Menyadari kondisi “darurat” ini, Tanpa Ayah, Tanpa Arah
hadir untuk membedah fenomena, yang perlahan tetapi pasti, telah menggerus generasi
kita—anak-anak yang tumbuh tanpa figur ayah sejati.
Buku karya Agung Setiyo Wibowo dan David Wongso, S.Psi.,M.M., MBA., M.Min ini tidak hanya membuka mata terhadap luka tanpa ayah,
tetapi juga memandu setiap ayah untuk kembali menjemput takdirnya: menjadi
kompas, pelindung, dan sumber kekuatan bagi anak-anak mereka. Ayah bukan
“hanya” pencari nafkah. Ayah
adalah pemberi arah dalam perjalanan keluarga.
Ini bukan sekadar ajakan untuk merenungkan, melainkan
undangan bagi setiap ayah: hadir utuh—dengan hati,
waktu, dan jiwa. Sebab, di balik mata kecil yang mencari,
ada harapan besar yang berbisik, "Ayah, tunjukkan aku jalan."
Tanpa
Ayah, Tanpa Arah adalah panggilan untuk bangkit, untuk
menambal luka generasi yang kesepian, dan untuk mewariskan bukan hanya nama,
melainkan juga nilai dan cinta sejati.
Informasi Tambahan:
Agung
Setiyo Wibowo adalah penulis yang produktif David Wongso
memiliki latar psikologi yang aktif terlibat dalam kegiatan fathering
(pemberdayaan peran ayah dalam keluarga).
Baca Selengkapnya, Klik Disini Atau
Miliki Bukunya Klik
Disini…
Link Terkait :
Tanpa
Ayah, Tanpa Arah (Fathering the Loneliest Gen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar